Advertisemen
Bagi para modifikator mesin, modifikasi menjadi suatu hal yang menjadi kewajiban untuk menyesuaikan dengan selera sang pemilik mobil. Modifikasi yang kerap dilakukan oleh si empu mobil dimulai dari hal kecil seperti penambahan aksesori hingga mengganti velg dan juga kaki kaki. Namun, untu para modifikator yang sudah extreem, ada beberapa modifikasi lain yang dilakukan.
Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah Swap Engine. Swap engine atau mengganti mesin bawaan mobil dengan mesin berkapasitas lebih besar memang lumrah dilakukan. Mengganti mesin dilakukan oleh para modifikator dengan beberapa alasan seperti mengikuti konsep yang ditanamkan pada mobil, hingga kondisi mesin yang tak memungkinkan untuk dibangun kembali (dalam hal ini restorasi mobil).
Namun, ada beberapa hal yang harus diingat sebelum Anda melakukan penggantian mesin. Berikut kami berikan beberapa tips bagi Anda yang sedang galau untuk melakukan penggantian mesin mobil Anda.
1. Pikirkan matang-matang
Jika mesin bawaan mobil dirasa kurang memuaskan, ada baiknya dipikirkan kembali sebelum mengganti mesin. Jika biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki mesin bawaan lebih murah, ada baiknya mesin orisinil tetap dipertahankan. Tapi, jika memang engine swap dirasa lebih murah, bisa dilakukan.
2. Pahami resiko mengganti mesin
Mengganti mesin mobil bisa dibilang seperti membeli kucing dalam karung. Jika mesin tersebut cocok, akan terasa pas dan tak bermasalah. Karena banyak juga yang melakukan swap engine tetapi mesinnya bukan malah lebih baik tetapi lebih buruk. Hal tersebut dikarenakan, mesin yang kita beli untuk tujuan swap engine adalah mesin bekas juga. Ada baiknya, ketika kita membeli mesin tersebut, kita bongkar terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah mesin tersebut masih segar atau sudah capek.
3. Pastikan mesin dalam kondisi baik
Sebelum membeli, pastikan mesin yang akan dibeli dalam kondisi baik. Karena jika mesin yang akan dibeli dalam kondisi tidak sehat, bukan tidak mungkin penggantian tersebut akan gagal dan semakin banyak menguras uang Anda lantaran harus memperbaiki mesin yang kondisinya tidak sehat. Nah untuk itu, sebaiknya ketika membeli mesin tersebut, kita langsung bongkar. Jika memang harus ada pergantian part, kita tidak bekerja 2 kali.
4. Pahami konsekuensi
Setiap melakukan penggantian mesin, akan ada konsekuensi yang siap diterima. Seperti konsumsi bbm yang berubah, masalah yang akan timbul di awal penggantian mesin, atau bahkan adanya masalah pada surat-surat kendaraan.
Masalah yang biasanya timbul di awal penggantian mesin seperti over heat, kebocoran oli, hingga transmisi yang tidak sesuai menjadi makanan wajib bagi orang yang hendak melakukan penggantian mesin.
Selain itu, ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan ketika mengganti mesin. Seperti merubah engine mounting, mounting gearbox hingga sistem kelistrikan. Tak hanya itu saja, penguatan pada chasis harus dilakukan jika memang mesin baru tersebut memiliki tenaga yang buas. Penguatan kaki kaki pun perlu dilakukan jika bobot mesin lebih berat dibandingkan dengan mesin aslinya.
5. Jangan langsung digeber
Karena tidak sabar setelah mengganti mesin, banyak orang yang langsung menggeber mesin baru tersebut saat berkendara. Tentu ini menjadi hal yang salah untuk dilakukan. Biarkan mesin baru tersebut beradaptasi atau inreyen agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Karena banyak juga lho, yang mesinnya langsung jebol saat langsung digeber paksa setelah mengganti mesin.
6. Periksa selalu kondisi mesin
Karena spesifikasinya berbeda dengan bawaan pabrik, maka mesin yang sudah diganti harus selalu dicek kondisinya. Selalu cek air radiator, oli mesin dan oli transmisi dalam keadaan baik.
7. Hati-hati surat kendaraan
Setelah semua berhasil menempel, Anda harus ingat jika mesin baru ini berbeda. Otomatis keterangan dalam surat kendaraan Anda juga berbeda. Sebelum mengganti mesin lebih baik dipikirkan matang-matang daripada mobil Anda di derek Polisi lantaran berbeda mesin dan kelengkapan suratnya.
Semua bisa melakukan engine swap, mobil apapun bisa melakukan hal itu. Tinggal pilihannya ketika ingin melakukan engine swap dengan mesin yang bukan satu merk, konsekuensinya adalah mobil tersebut akan 'diobok-obok'. Engine compartement akan dibobok sana dan sini agar posisi mesin tersebut berada di bagian tengah alias center," jelas Hatar.
Selain itu, konsekuensi lainnya yang harus dihadapi oleh pemilik mobil yang ingin melakukan engine swap adalah sistem injeksi yang akan berubah total dari semula. Karena penggunaan mesin yang satu dengan yang lain dalam hal injeksi pasti terdapat perbedaan, dengan begitu tuner akan melakukan penyesuaian ulang akan hal itu.
"Ketika menggunakan mesin yang berbeda, konsekuensinya adalah kalau mobil itu injeksi maka injeksi tersebut akan dirubah," tambahnya.
Kendati demikian, tuner yang khatam dengan mobil lansiran negeri Prancis ini memiliki siasat untuk mengakalinya. "Kalau sudah dirubah injeksnya begitu, maka salah satu caranya adalah pasang stand alone, paling gampang seperti itu. Setelah pasang stand alone, urusan kelar. Tapi kalau mobil masih mengadopsi karburator tidak ada masalah," imbuh pria bernama lengkap Hadi Taruna.
Namun untuk meminimalisir hal seperti itu, Hatar, menyarankan untuk melakukan engine swap dengan mesin yang sejenis, artinya antara mesin dan sasis itu satu merk.
"Misalkan mesin Honda, sebisa mungkin pakai mesin dari Honda juga yang dudukannya sama dan tidak begitu banyak merubah dudukan atau engine mounting. Tapi tetap, namanya system managementnya tetap dirubah," pungkasnya.
Sementara itu untuk kekurangan dalam melakukan engine swap adalah ketika mesin yang digunakan berbeda merk, maka pembongkaran alias modifikasi bagian engine compartement pun memakan banyak pengerjaan, lain halnya jika mesin tersebut memiliki dudukan yang sama.
Sedangkan untuk kelebihan pengadopsian engine swap, baik tuner maupun pemilik kendaraan tidak usah repot-repot untuk melakukan setting mesin agar performa naik sesuai ekspektasi. Pasalnya, ketika melakukan engine swap dengan mesin yang lebih besar, secara otomatis tenaga yang dihasilkan pun meningkat.
Namun, ada beberapa hal yang harus diingat sebelum Anda melakukan penggantian mesin. Berikut kami berikan beberapa tips bagi Anda yang sedang galau untuk melakukan penggantian mesin mobil Anda.
1. Pikirkan matang-matang
Jika mesin bawaan mobil dirasa kurang memuaskan, ada baiknya dipikirkan kembali sebelum mengganti mesin. Jika biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki mesin bawaan lebih murah, ada baiknya mesin orisinil tetap dipertahankan. Tapi, jika memang engine swap dirasa lebih murah, bisa dilakukan.
2. Pahami resiko mengganti mesin
Mengganti mesin mobil bisa dibilang seperti membeli kucing dalam karung. Jika mesin tersebut cocok, akan terasa pas dan tak bermasalah. Karena banyak juga yang melakukan swap engine tetapi mesinnya bukan malah lebih baik tetapi lebih buruk. Hal tersebut dikarenakan, mesin yang kita beli untuk tujuan swap engine adalah mesin bekas juga. Ada baiknya, ketika kita membeli mesin tersebut, kita bongkar terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah mesin tersebut masih segar atau sudah capek.
3. Pastikan mesin dalam kondisi baik
Sebelum membeli, pastikan mesin yang akan dibeli dalam kondisi baik. Karena jika mesin yang akan dibeli dalam kondisi tidak sehat, bukan tidak mungkin penggantian tersebut akan gagal dan semakin banyak menguras uang Anda lantaran harus memperbaiki mesin yang kondisinya tidak sehat. Nah untuk itu, sebaiknya ketika membeli mesin tersebut, kita langsung bongkar. Jika memang harus ada pergantian part, kita tidak bekerja 2 kali.
4. Pahami konsekuensi
Setiap melakukan penggantian mesin, akan ada konsekuensi yang siap diterima. Seperti konsumsi bbm yang berubah, masalah yang akan timbul di awal penggantian mesin, atau bahkan adanya masalah pada surat-surat kendaraan.
Masalah yang biasanya timbul di awal penggantian mesin seperti over heat, kebocoran oli, hingga transmisi yang tidak sesuai menjadi makanan wajib bagi orang yang hendak melakukan penggantian mesin.
Selain itu, ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan ketika mengganti mesin. Seperti merubah engine mounting, mounting gearbox hingga sistem kelistrikan. Tak hanya itu saja, penguatan pada chasis harus dilakukan jika memang mesin baru tersebut memiliki tenaga yang buas. Penguatan kaki kaki pun perlu dilakukan jika bobot mesin lebih berat dibandingkan dengan mesin aslinya.
5. Jangan langsung digeber
Karena tidak sabar setelah mengganti mesin, banyak orang yang langsung menggeber mesin baru tersebut saat berkendara. Tentu ini menjadi hal yang salah untuk dilakukan. Biarkan mesin baru tersebut beradaptasi atau inreyen agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Karena banyak juga lho, yang mesinnya langsung jebol saat langsung digeber paksa setelah mengganti mesin.
6. Periksa selalu kondisi mesin
Karena spesifikasinya berbeda dengan bawaan pabrik, maka mesin yang sudah diganti harus selalu dicek kondisinya. Selalu cek air radiator, oli mesin dan oli transmisi dalam keadaan baik.
7. Hati-hati surat kendaraan
Setelah semua berhasil menempel, Anda harus ingat jika mesin baru ini berbeda. Otomatis keterangan dalam surat kendaraan Anda juga berbeda. Sebelum mengganti mesin lebih baik dipikirkan matang-matang daripada mobil Anda di derek Polisi lantaran berbeda mesin dan kelengkapan suratnya.
Semua bisa melakukan engine swap, mobil apapun bisa melakukan hal itu. Tinggal pilihannya ketika ingin melakukan engine swap dengan mesin yang bukan satu merk, konsekuensinya adalah mobil tersebut akan 'diobok-obok'. Engine compartement akan dibobok sana dan sini agar posisi mesin tersebut berada di bagian tengah alias center," jelas Hatar.
Selain itu, konsekuensi lainnya yang harus dihadapi oleh pemilik mobil yang ingin melakukan engine swap adalah sistem injeksi yang akan berubah total dari semula. Karena penggunaan mesin yang satu dengan yang lain dalam hal injeksi pasti terdapat perbedaan, dengan begitu tuner akan melakukan penyesuaian ulang akan hal itu.
"Ketika menggunakan mesin yang berbeda, konsekuensinya adalah kalau mobil itu injeksi maka injeksi tersebut akan dirubah," tambahnya.
Kendati demikian, tuner yang khatam dengan mobil lansiran negeri Prancis ini memiliki siasat untuk mengakalinya. "Kalau sudah dirubah injeksnya begitu, maka salah satu caranya adalah pasang stand alone, paling gampang seperti itu. Setelah pasang stand alone, urusan kelar. Tapi kalau mobil masih mengadopsi karburator tidak ada masalah," imbuh pria bernama lengkap Hadi Taruna.
Namun untuk meminimalisir hal seperti itu, Hatar, menyarankan untuk melakukan engine swap dengan mesin yang sejenis, artinya antara mesin dan sasis itu satu merk.
"Misalkan mesin Honda, sebisa mungkin pakai mesin dari Honda juga yang dudukannya sama dan tidak begitu banyak merubah dudukan atau engine mounting. Tapi tetap, namanya system managementnya tetap dirubah," pungkasnya.
Sementara itu untuk kekurangan dalam melakukan engine swap adalah ketika mesin yang digunakan berbeda merk, maka pembongkaran alias modifikasi bagian engine compartement pun memakan banyak pengerjaan, lain halnya jika mesin tersebut memiliki dudukan yang sama.
Sedangkan untuk kelebihan pengadopsian engine swap, baik tuner maupun pemilik kendaraan tidak usah repot-repot untuk melakukan setting mesin agar performa naik sesuai ekspektasi. Pasalnya, ketika melakukan engine swap dengan mesin yang lebih besar, secara otomatis tenaga yang dihasilkan pun meningkat.
Sumber modifikasi.com
Add Comments